Di tengah Dataran Tinggi Dieng yang mistis dan sejuk, sebuah perayaan akbar digelar setiap tahun yang memadukan tradisi kuno, seni kontemporer, dan keindahan alam yang memukau. Inilah Dieng Culture Festival (DCF), sebuah event yang menjadi magnet bagi ribuan wisatawan domestik dan mancanegara.
Lebih dari sekadar festival, DCF adalah jendela untuk menyaksikan langsung kekayaan budaya masyarakat Dieng yang telah diwariskan turun-temurun. Dari prosesi sakral hingga konser musik di bawah taburan bintang, DCF menawarkan pengalaman yang tak akan terlupakan. Berikut adalah panduan lengkap untuk Anda yang berencana menjadi bagian dari kemeriahannya.
Puncak Acara Sakral: Ritual Cukur Rambut Gimbal
Inilah jantung dan jiwa dari Dieng Culture Festival. Ritual Cukur Rambut Gimbal bukanlah sekadar acara potong rambut, melainkan sebuah prosesi suci untuk melepaskan “titipan” dari para leluhur.
-
Siapakah Anak Berambut Gimbal? Menurut kepercayaan lokal, anak-anak berambut gimbal (atau gembel) adalah titisan atau keturunan dari leluhur agung, Kyai Kolodete. Rambut mereka yang tumbuh gimbal secara alami dianggap sebagai anugerah sekaligus amanah. Rambut ini baru boleh dipotong jika sang anak sudah meminta sendiri dan ada permintaan khusus (seperti mainan atau sepeda) yang harus dipenuhi sebagai syaratnya.
-
Prosesi Ritual yang Penuh Makna: Ritual ini dijalankan melalui beberapa tahapan sakral:
-
Jamasan: Sebelum dipotong, anak-anak akan dimandikan dan rambutnya disucikan dengan air dari tujuh sumber mata air di Dieng.
-
Kirab Budaya: Anak-anak berambut gimbal akan diarak dari rumah pemangku adat menuju lokasi pencukuran (biasanya di Kompleks Candi Arjuna), diiringi oleh sesepuh adat, kelompok seni tradisional, dan masyarakat.
-
Prosesi Cukuran: Pemotongan rambut dilakukan oleh para sesepuh adat dan tokoh masyarakat. Potongan rambut tersebut kemudian diletakkan di dalam sebuah wadah khusus.
-
Pelarungan: Potongan rambut gimbal dilarung (dihanyutkan) di Telaga Warna sebagai simbol mengembalikan titipan tersebut kepada para leluhur.
-
Harmoni di Ketinggian: Panggung Spektakuler Jazz Atas Awan
Jika Ritual Cukur Rambut Gimbal adalah ruhnya, maka Jazz Atas Awan adalah detak jantung kemeriahan DCF. Acara ini telah menjadi salah satu konser musik paling dinantikan di Indonesia.
Bayangkan sensasi menikmati alunan musik jazz merdu dari musisi-musisi ternama di panggung terbuka, pada ketinggian lebih dari 2.000 mdpl, sambil beratapkan langit malam Dieng yang berbintang dan berjuang melawan suhu dingin yang bisa mencapai di bawah 5 derajat Celcius. Pengalaman multisensori inilah yang membuat Jazz Atas Awan begitu istimewa dan selalu dipadati penonton.
Rangkaian Acara Menarik Lainnya di Dieng Culture Festival
Kemeriahan DCF tidak berhenti di dua acara utama tersebut. Selama festival berlangsung, Anda akan disuguhi berbagai kegiatan menarik lainnya:
-
Pesta Lampion: Salah satu momen paling magis di DCF. Ribuan lampion diterbangkan secara bersamaan ke langit malam Dieng, menciptakan pemandangan yang spektakuler dan sangat fotogenik.
-
Pentas Seni Tradisional: Panggung DCF juga menjadi wadah bagi kelompok-kelompok seni dari berbagai desa di Dieng untuk menampilkan tarian, musik, dan pertunjukan tradisional yang otentik.
-
Minum Purwaceng Bersama: Pengunjung diajak untuk menghangatkan badan dengan meminum Purwaceng, minuman herbal khas Dieng yang dipercaya berkhasiat untuk vitalitas.
-
Aksi Dieng Bersih: Sebuah gerakan sosial yang melibatkan pengunjung dan masyarakat lokal untuk membersihkan sampah di kawasan wisata Dieng sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan.
-
Pameran UMKM dan Kuliner: Jelajahi berbagai stan yang menjual produk kerajinan tangan, oleh-oleh khas, hingga kuliner lezat seperti mie ongklok dan carica.
Informasi Praktis: Kapan dan Bagaimana Mengikuti DCF?
-
Jadwal Pelaksanaan: Dieng Culture Festival biasanya diadakan setahun sekali, sekitar bulan Juli atau Agustus. Namun, tanggal pastinya selalu berubah setiap tahun. Sangat penting untuk memantau informasi terbaru melalui akun media sosial resmi penyelenggara.
-
Sistem Tiket: Umumnya, tiket DCF dijual dalam bentuk paket (bukan tiket harian). Paket ini seringkali sudah termasuk ID card khusus untuk akses ke semua venue acara, suvenir (seperti kaos dan selendang), serta kupon untuk ikut dalam Pesta Lampion dan Minum Purwaceng.
Tips Wajib Bagi Pengunjung Dieng Culture Festival
-
Siapkan Pakaian Super Hangat: Ini bukan sekadar saran. Suhu di Dieng saat malam hari, terutama selama Jazz Atas Awan, bisa sangat ekstrem. Bawa jaket tebal, kupluk, sarung tangan, syal, dan kaus kaki berlapis.
-
Pesan Akomodasi Jauh-jauh Hari: Penginapan (homestay) di Dieng sangat terbatas. Begitu tanggal resmi DCF diumumkan, penginapan akan penuh dalam sekejap. Segera lakukan pemesanan.
-
Jaga Kondisi Fisik: Udara tipis di dataran tinggi dapat membuat tubuh cepat lelah. Pastikan Anda cukup istirahat dan terhidrasi.
-
Bawa Uang Tunai: Tidak semua tempat di Dieng menyediakan mesin ATM atau menerima pembayaran non-tunai. Siapkan uang tunai yang cukup.
-
Hormati Prosesi Sakral: Saat ritual cukur rambut gimbal berlangsung, jagalah sikap, jangan berisik, dan ikuti arahan dari panitia untuk tidak mengganggu kekhidmatan acara.
Tanya Jawab (FAQ)
-
Apakah Dieng Culture Festival diadakan setiap tahun? Ya, DCF adalah acara tahunan yang menjadi agenda utama pariwisata Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo, Jawa Tengah.
-
Berapa harga tiket masuk DCF? Harga tiket bervariasi setiap tahunnya tergantung pada paket yang ditawarkan. Untuk informasi paling akurat, selalu rujuk ke pengumuman resmi dari panitia penyelenggara.
-
Bagaimana cara terbaik menuju Dieng saat festival? Anda bisa menggunakan kendaraan pribadi atau transportasi umum menuju kota Wonosobo. Dari sana, banyak tersedia minibus atau travel menuju kawasan Dieng. Namun, bersiaplah menghadapi kemacetan karena volume kendaraan yang sangat tinggi selama festival.
Leave a Reply