Efisiensi Biaya Hauling Batubara dengan berbagai Moda Transportasi
Hauling batubara adalah satu komponen biaya produksi batubara, moda transportasi hauling batubara pada dasarnya terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu,
- Hauling batubara dengan trucking
- Hauling batubara dengan barge + tug boat
- Hauling batubara dengan kereta api (KA)
- Untuk hauling batubara dengan moda transportasi trucking pada umumnya melalui hauling road tambang milik sendiri atau milik perusahan coal miner lainnya atau perusahaan yang memiliki entitas bisnis yang berbeda atau melewati jalan-jalan milik Pemerintah yang terdiri dari jalan nasional, propinsi dan kota / kabupaten.
Selanjutnya untuk transshipment batubara dengan moda transportasi (barge + TB) di Kalimantan Timur pada umumnya kapasitas jetty rerata dapat dipakai untuk barge 270 ft s/d 300 ft dengan jumlah cycle time of transshipment sebagian besar melewati Sungai Mahakam dari dan atau menuju open sea dengan anchorage point di Muara Berau atau Muara Jawa atau menuju ke unloading port (jika transshipment dilakukan secara port to port).
Saat ini Pemerintah menyampaikan bahwa pembangunan jalur rel kereta api di Kalimantan Timur akan di-inisiasi oleh Investor Rusia cq. PT. Kereta Api Borneo (KAB) dengan estimasi biaya ± Rp. 70 Trilyun, tahapan feasibility study telah dilakukan oleh pihak Investor sampai dengan saat ini walaupun batas akhir perizinan pihak Investor telah berakhir September 2019.
Rencananya PT. KAB akan membangun rel kereta api menjadi dua jalur, yaitu jalur selatan sepanjang 203 Km dari Kab. Penajam Paser Utara (PPU) sampai dengan Kab. Kutai Barat hingga Kalimantan Tengah, selanjutnya jalur utara sepanjang 217 Km dari Kab. Kutai Kartanegara sampai dengan Kab. Kutai Timur. Rencana kargo yang akan dimuat pada umumnya adalah batubara dan sawit.