
Geologi Umum Kecamatan Lapedan dan Kecamatan Marongge, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat
1.3. Lokasi Daerah Penyelidikan.
Lokasi daerah penyelidikan terletak di Kecamatan Lapedan dan Kecamatan Marongge, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Lokasi tepatnya berada 45 km sebelah Tenggara Kota Sumbawa Besar. Secara geografis lokasi ini terletak pada koordinat 117o38’10”-117o45’45”BT dan 8o33’27”-8o36’57”LS.
Daerah penyelidikan dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat, kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki atau dengan kendaran roda dua sejauh kurang lebih 2,5 km menuju lokasi endapan sedimenter mangan.

Gambar 1.
Peta Geologi Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat
1.4. Geologi Umum
1.4.1 Stuktur dan Tektonika
Ditinjau dari tatanan tektoniknya terbentuknya Pulau Sumbawa erat kaitannya dengan penunjaman Lempeng Hindia yang berarah utara – timur laut di bawah daratan Sunda yang menerus dari Pulau Sumatera – Jawa ke arah timur membentuk Busur Kepulauan Banda yang terbentuk pada masa Kenozoikum, yang dilandasi oleh batuan gunung api kalk alkalin dari busur dalam Banda yang masih aktif hingga sekarang.
Terbentuknya busur tersebut akibat dari penunjaman kerak Samudera Hindia ke arah utara. Bentuk busur kepulauan tersebut masih mengalami perubahan bentuk hingga sekarang yang diakibatkan oleh adanya pergeseran Benua Australia ke utara hingga sekarang (Audley – Charles, dkk.,1975; Crostella dan Powel, 1976). Zona penunjaman condong ke utara menumbuk busur kepulauan tersebut yang meliputi Pulau Flores bagian barat dan Sumbawa timur serta Kepulauan Alor (Gambar 2).
Akibat arah tekanan yang relatif tetap konstan pada Busur Banda sejak mulai pembentukannya, maka struktur yang berkembang selama penunjaman di bawah kerak samudera, mempunyai kesamaan arah struktur yang berkembang setelah terjadinya tumbukan dengan benua Australia. Struktur dengan arah timur laut – barat daya dan barat laut – tenggara ditafsirkan mempunyai pasangan dengan struktur atau kelurusan yang berarah barat – timur. Struktur – struktur yang berarah barat – timur pada awalnya berupa sesar yang memanjang dengan kemiringan ke arah selatan dan sesar naik, akan tetapi akibat tumbukan dengan benua Australia struktur – struktur tersebut kemudian didominasi oleh sesar naik dengan kemiringan tetap ke arah selatan (M. Roache & J. Silic, 1998)
1.4.2 Stratigrafi
Geologi daerah Sumbawa disusun oleh batuan gunung apit tersier (miosen awal), breksi tuf yang bersifat andesit dengan sisipan tuf pasiran, tuf batu apung dan batu pasir tufan. Satuan breksi tuf ini menjemari dengan batuan sedimen yaitu satuan batu pasir tufan dan juga satuan batu gamping. Kemudian diterobos oleh batuan terobosan (Tmi) yang terdiri dari andesit, basal, dasit, dan batuan yang tak teruraikan, dengan umur miosen tengah. Dimana pada bagian atasnya diendapkan dengan tidak selaras batu gamping koral. Pada miosen akhir dilanjutkan dengan pengendapan batu lempung tufan yang berupa sisipan batu pasir dan kerikil yang merupakan hasil rombakan gunung api.
Pada zaman kuater diendapkan batuan gunung api yang dimulai dari satuan breksi tanah merah, batuan breksi andesit – basal dan satuan Lava-Breksi, selain itu juga diendapkan batuan sedimen kuarter yang berupa terumbu koral yang terangkat. Terakhir pada zaman holosen diendapkan aluvium dan endapan pantai.

Gambar 2.
Kedudukan Tektonik Nusa Tenggara
Intrusi tonalit, dasit, diorit, andesit dan trakit, menyebabkan busur tersebut dikenal sebagai daerah yang kaya proses mineralisasi, misalnya : Batu Hijau (tipe porfiri) Pulau Wetar (tipe submarine – exhalative) dan Pulau Flores (tipe epitermal, dan skarn)

Gambar 3.
Korelasi Satuan Peta