Mencicipi Sagun Khas Sumatera Barat yang Renyah dan ManisKue Sagun Khas Sumatera Barat: Resep Kue Kering Legendaris yang Renyah dan Lumer di Mulut

3 Oct 2025 3 min read No comments Kuliner & Nongkrong
Featured image

Di antara kekayaan kuliner Minangkabau, terselip sebuah permata sederhana yang selalu berhasil membangkitkan nostalgia: Kue Sagun. Aroma kelapa sangrai yang wangi berpadu dengan rasa manis yang pas, menciptakan sebuah kue kering legendaris yang teksturnya begitu renyah namun langsung lumer saat menyentuh lidah.

Meskipun namanya mirip dengan “Sagon” dari Jawa, Sagun khas Sumatera Barat memiliki karakter dan cita rasa yang unik. Mari kita kenali lebih dalam jajanan tradisional yang tak lekang oleh waktu ini, dari perbedaannya dengan Sagon, perannya dalam budaya Minang, hingga resep otentik yang bisa Anda coba di rumah.


 

Apa Itu Kue Sagun? Si Manis Renyah dari Ranah Minang

 

Kue Sagun adalah kue kering tradisional yang berbahan dasar sangat sederhana, namun proses pembuatannya membutuhkan ketelatenan. Kunci utama kelezatannya terletak pada kelapa parut yang disangrai hingga kering dan wangi, yang kemudian dicampur dengan tepung dan gula.

Umumnya, Sagun Sumatera Barat memiliki dua varian utama:

  1. Sagun Kering: Ini adalah versi yang paling umum dijumpai. Dibentuk kecil-kecil lalu dipanggang (secara tradisional menggunakan sabut kelapa) hingga menjadi sangat renyah, rapuh, dan tahan lama.
  2. Sagun Lembut: Varian ini memiliki tekstur yang lebih basah dan lembut, tidak dipanggang hingga kering total sehingga masih menyisakan sedikit kelembapan.

 

Perbedaan Mendasar Sagun Sumatera dan Sagon Jawa

 

Banyak yang sering keliru antara Sagun dan Sagon. Meskipun sama-sama berbahan dasar kelapa, keduanya memiliki perbedaan yang signifikan:

Fitur Kue Sagun (Sumatera Barat) Kue Sagon (Jawa/Yogyakarta)
Bahan Tepung Umumnya menggunakan tepung tapioka (singkong) atau terkadang tepung sagu. Cenderung menggunakan tepung ketan yang disangrai, memberikan tekstur yang sedikit berbeda.
Tekstur Dominan Sangat renyah, rapuh, dan garing karena proses pemanggangan yang lebih lama dan komposisi kelapa yang lebih banyak. Bisa bervariasi, namun seringkali lebih padat dan sedikit keras, terutama jika dicetak tebal.
Proses Dipanggang hingga matang sempurna dan kering. Dicetak padat lalu dipanggang, terkadang tidak sekering Sagun.
Rasa Manis dan rasa kelapa sangrainya sangat kuat dan dominan. Manis dengan rasa gurih dari ketan dan kelapa yang seimbang.

 

Peran dalam Budaya dan Tradisi Minang

 

Kue Sagun bukan sekadar camilan biasa. Ia adalah bagian penting dari tradisi masyarakat Minangkabau. Kue ini menjadi hidangan wajib saat menyambut hari-hari besar, terutama Hari Raya Idulfitri. Selain itu, Sagun juga sering disajikan dalam berbagai acara adat dan pesta pernikahan, menjadi simbol kebersamaan dan kegembiraan.


 

Resep Sederhana Kue Sagun Kering Khas Minang

 

Ingin merasakan sensasi renyah dan wangi dari Sagun buatan sendiri? Berikut resep dasar yang bisa Anda ikuti.

Bahan-bahan:

  • 250 gram kelapa parut kasar (pilih kelapa yang tidak terlalu tua)
  • 125 gram tepung tapioka
  • 150 gram gula halus (bisa disesuaikan selera)
  • 50 gram margarin, lelehkan
  • 1/2 sdt vanili bubuk
  • Sejumput garam

Langkah-langkah Pembuatan:

  1. Sangrai Bahan Kering: Ini adalah langkah terpenting. Sangrai (goreng tanpa minyak) kelapa parut dengan api kecil sambil terus diaduk hingga kering, ringan, dan berwarna kuning keemasan. Angkat dan dinginkan. Lakukan hal yang sama untuk tepung tapioka, sangrai hingga terasa ringan (sekitar 10 menit).
  2. Campurkan Adonan: Dalam wadah besar, campurkan kelapa sangrai, tepung tapioka sangrai, gula halus, vanili bubuk, dan garam. Aduk hingga benar-benar merata.
  3. Tambahkan Margarin: Tuangkan margarin cair sedikit demi sedikit ke dalam campuran bahan kering. Aduk menggunakan spatula atau tangan hingga adonan berbutir-butir dan bisa dikepal.
  4. Cetak Adonan: Siapkan cetakan kue kering (bentuk bulan sabit, bunga, atau bulat). Ambil sedikit adonan, masukkan ke dalam cetakan dan padatkan dengan kuat. Keluarkan dari cetakan dan tata di atas loyang yang sudah diolesi tipis margarin.
  5. Panggang: Panaskan oven di suhu 140-150°C. Panggang Kue Sagun selama 25-30 menit atau hingga matang, kering, dan bagian bawahnya sedikit kecokelatan.
  6. Dinginkan: Setelah matang, angkat dan biarkan Kue Sagun dingin sepenuhnya di atas loyang sebelum dipindahkan ke dalam toples kedap udara. Kue ini akan menjadi lebih renyah saat sudah dingin.

 

Kisah Pelestari Rasa Otentik Sagun

 

Di tengah modernisasi, masih ada para pengrajin yang setia menjaga keaslian rasa Kue Sagun, salah satunya adalah Purwanti dari Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. Telah bergelut dengan Sagun selama 17 tahun, ia memutuskan membuka usahanya sendiri pada 2015. Menurutnya, rahasia Sagun yang lebih renyah dan manis terletak pada komposisi kelapa yang lebih banyak dibandingkan tepung.

Dengan teknik memanggang khusus dan tanpa bahan pengawet, Sagun buatannya bisa bertahan hingga tiga bulan, membuktikan bahwa resep tradisional adalah pengawet alami terbaik. Kisahnya adalah cerminan dedikasi para pelaku usaha lokal dalam menjaga warisan kuliner nusantara tetap hidup.

Jadi, saat Anda mencari camilan yang sederhana namun kaya rasa dan cerita, jangan lupakan Kue Sagun. Cicipi kerenyahannya, dan Anda akan merasakan sepotong tradisi hangat dari Ranah Minang.

Author: nathavarta

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *