Geologi

Program Eksplorasi

Tahapan eksplorasi

Pentahapan dalam eksplorasi mutlak dilakukan untuk meminimalkan kerugian/resiko kegagalan karena eksplorasi merupakan aktivitas yang berisiko tinggi. Pentahapan dalam eksplorasi harus dilakukan sesuai dengan karakteristik tiap endapan mineral untuk mengurangi resiko kegagalan (kerugian) yang lebih besar dalam menemukan endapan mineral tersebut. Setelah suatu tahapan eksplorasi selesai dilakukan, perlu adanya evaluasi untuk pengambilan keputusan yang akan dilakukan selanjutnya.

Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam merancang suatu kegiatan eksplorasi adalah :

  • Efektifitas, yaitu mengenai sasaran dengan metoda dan strategi yang tepat
    • Efisiensi, dengan usaha (biaya dan waktu) yang seminimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang optimal
    • Unsur ekonomi, biaya eksplorasi harus sesuai dengan hasil yang diharapkan dengan memperhitungkan resiko. Hal ini disebabkan karena lebih tinggi resiko maka keuntungan yang dicapai makin berlipat ganda.

Eksplorasi dapat dibagi menjadi sejumlah tahap yang saling berhubungan dan teratur. Tahap-tahap penting di dalam industri pertambangan suatu endapan bijih meliputi:

  • Eksplorasi mineral : untuk menemukan tubuh bijih;
  • Studi kelayakan : untuk menentukan apakah secara komersial memenuhi;
  • Pengembangan tambang : membangun seluruh infrastruktur pada lokasi tambang;
  • Penambangan : ekstraksi bijih dari lapisan pembawa bijih;
  • Pengolahan mineral : penghancuran dan penggilingan bijih, pemisahan mineral bijih dari mineral penyerta/pengotor, pemisahan bijih menjadi konsentrat, seperti pada konsentrat tembaga;
  • Pemisahan logam : pengambilan logam dari konsentrat mineral;
  • Pemurnian : memurnikan logam dari logam ikutannya;
  • Pemasaran : pengiriman produk tambang (konsentrat logam, jika tidak dipisahkan atau dimurnikan di lokasi tambang) ke pembeli.

Gambar 1. Tahapan Eksplorasi.

Tujuan dari eksplorasi adalah untuk mengidentifikasi ada tidaknya cebakan mineral bijih primer pada suatu daerah. Pemilihan daerah prospek didasarkan pada kajian data sekunder, interpretasi model-model genetik geologi dan mineralisasi. Tahap pendahuluan ini dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu survei tinjau dan prospeksi. Survei

tinjau bertujuan untuk mendapatkan data geologi tinjau dan indikasi mineralisasi. Pada tahap ini dilakukan pemetaan geologi dan geokimia regional. Prospeksi bertujuan untuk mendelineasi daerah anomali dan daerah pengaruh mineralisasi.

  1. Studi pendahuluan

Pada studi pendahuluan yang dilakukan persiapan lapangan sebelum menuju ke tempat yang akan diselidiki. Dalam hal ini dilakukan pengumpulan data-data yang dapat berupa literatur keadaan geologi regional maupun lokal daerah yang ingin di eksplorasi, studi citra landsat / foto udara, data laboratorium yang mendukung, eksplorasi geofisika maupun eksplorasi geokimia.

  • Survei tinjau

Tahap survei tinjau mulai dilakukan pembuatan peta geologi berskala kecil ( 1 : 100.000 – 1: 200.000), selain itu terkadang dilakukan pula pengambilan sampel stream sediment dan survei aeromagnetic/airborne radiometric.

Data yang didapat pada survei tinjau masih bersifat umum, hasil yang didapat digunakan untuk menentukan daerah tertentu yang dianggap memiliki prospek.

  • Prospeksi

Tahap prospeksi membutuhkan pembuatan peta geologi daerah prospek yang lebih terperinci, peta yang diperlukan berskala (1: 50.000 – 1 : 25.000). Pada tahap ini akan dikumpulkan data mengenai keadaan dan jenis batuan, struktur, stratigrafi (dilakukan MS sepanjang lintasan tertentu) dan pengumpulan sampel lapangan yang dilakukan secara lebih sistematik.

Di tahap ini juga umumnya dilakukan land atau aero magnetic/radioactivity, survei seismik dan survei gravitasi, juga pengambilan sampel stream sediment. Seluruh data di tahap ini akan digunakan untuk menentukan daerah sasaran.

  • Eksplorasi umum

Tahap eksplorasi umum dilakukan pada peta berskala 1 : 10.000 – 1 : 5.000. Pemetaan yang dilakukan ditunjang pula dengan pekerjaan pembuatan paritan (trench),

pembuatan sumur uji (test pit), pengukuran geofisika detail, pengambilan sampel geokimia detail (soil sampling dan hidrokimia) serta pemboran dangkal.

Data yang diharapkan dalam tahap eksplorasi ini adalah mengetahui penyebaran lateral dan vertikal secara umum endapan mineral, juga kualitas dan kuantitasnya.

  • Eksplorasi rinci/detail

Eksplorasi rinci dilakukan pada peta dengan skala 1 : 2.000 – 1: 200. Pada tahap ini juga dilakukan pula pemetaan geologi detail bawah permukaan (studi struktur geologi tubuh deposit) juga program pemboran dan pengambilan sampel yang terperinci dan sistematis untuk estimasi cadangan terukur dan perencanaan penambangan.

Metoda eksplorasi (geokimia, geofisika dan geologi)

Pemilihan metoda eksplorasi yang akan digunakan harus sesuai dengan petunjuk geologi yang diturunkan dari model geologi. Pemilihan metoda eksplorasi yang tepat dipakai untuk mendapatkan kepastian yang tinggi sehingga dapat dilakukan pada daerah yang terbatas dengan tingkat kegagalan yang rendah.

Metoda eksplorasi yang biasa dilakukan dalam kegiatan eksplorasi bahan galian khususnya endapan bijih adalah (lihat Gambar 2) :

  • Metoda eksplorasi tidak langsung
  1. Metoda Geofisika
  2. Metoda Geokimia

  • Metoda Eksplorasi Langsung (Geologi)

Pemilihan metoda eksplorasi yang dipakai harus disesuaikan dengan jenis dan sifat bahan galian yang akan dicari untuk mengefisiensikan dan mengefektifkan biaya, waktu dan tenaga yang tersedia. Selain itu pemilihan metoda eksplorasi juga harus menyesuaikan tingkat tahapan eksplorasi yang dilakukan.

Gambar .2. Skema metoda eksplorasi.

  1. Metoda Geofisika

Metoda geofisika dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan diantaranya perencanaan wilayah, pengidentifikasian potensi sumber daya geologi untuk pemahaman fenomena geologi dalam masalah kebencanaan dan lingkungan geologi serta pemberian rekomendasi dalam rangka konservasi potensi sumber daya geologi.

Dalam pengidentifikasian sumberdaya geologi seperti eksplorasi bahan galian, metoda geofisika dimaksudkan untuk melokalisir daerah anomali, yang ditimbulkan oleh keberadaan cebakan mineral logam dan non logam. Tujuannya untuk menduga sebaran cebakan di bawah permukaan berdasarkan pola anomali sifat-sifat fisiknya. Kegunaan metoda ini adalah untuk memberikan arahan atau petunjuk pekerjaan selanjutnya, seperti pembuatan sumur uji, parit uji dan/atau penentuan titik pemboran inti.

Metoda pengambilan data geofisika pada umumnya bersifat survai, dilakukan berdasarkan lintasan-lintasan yang telah ditentukan, pada umumnya berupa kisi. Eksplorasi geofisika disebut pula prospeksi geofisika (geophysical prospecting).

Beberapa macam metoda geofisika yang dapat dilakukan adalah:

  1. Metoda magnetik

Metoda magnetik (Tabel 4.1) sangat baik digunakan untuk melokalisir daerah- daerah intrusi yang mengandung mineral-mineral yang bersifat magnetik seperti magnetit, pirrhotit dan titano magnetit.

Tabel 4.1. Penyelidikan dengan metoda magnetik (Kuzvart dan Boehmer, 1986

dengan modifikasi).

  MetodaParameter, karakteristik sifat fisik  Anomali utama  LangsungAplikasi: penyelidikan tidak langsung
  MAGNETIC ground,                 airborne, marine, logging  Magnetik bumi: intensitas  Kandungan magnetik   pada material                   yang  Magnetit, pirhotit, titano-  Bijih besi, kromit, bijih tembaga,
total, gradien vertikal ( 1 = 1 n T) magnetic susceptibilitykontras termagnetisasimagnetitkimberlit, pemetaan struktur geologi
  1. Metoda gravitasi

Metoda gravitasi (lihat Tabel 4.2) dapat digunakan jika daerah yang menjadi sasaran studi cukup luas, terutama pada endapan yang memiliki spesific gravity yang kontras dengan batuan sampingnya.

Tabel 4.2. Penyelidikan dengan metoda gravitasi (Kuzvart dan Boehmer, 1986

dengan modifikasi).

  MetodaParameter, karakteristik sifat fisik  Anomali  utama  LangsungAplikasi : Penyelidikan tidak langsung
  GRAVITY  Gravity  Endapan  bijih  Bijih  besi,  Pemetaan
ground, marinemilligalberat,kromit,pirit,struktur
  (1mgl = 10 µms-2) densityperbedaan penyebaran densitaskalkopiritgeologi, konfigurasi endapan letakan
  1. Metoda seismik (refraksi dan refleksi)

Metoda seismik (Tabel 4.3) biasanya umum digunakan untuk penyelidikan struktur bawah permukaan yang lebih bersifat lokal. Metoda ini menggunakan pantulan (refleksi dan refraksi) gelombang suara sehingga dapat mengetahui gambaran kondisi geologi bawah permukaan berdasarkan perbedaan respon lapisan batuan dalam meneruskan/memantulkan gelombang yang diterima. Survei seismik ini juga merupakan metoda utama yang digunakan dalam eksplorasi minyak dan gas bumi serta batubara.

Tabel 4.3. Penyelidikan dengan metoda seismik (Kuzvart dan Boehmer, 1986

dengan modifikasi).

  MetodaParameter, karakteristik sifat fisik  Anomali utama  LangsungAplikasi: Penyelidikan tidak langsung
  SEISMIC ground  Refraksi,  Kontras  Saluran-saluran  Timah, endapan
 refleksi, waktukecepatan,terkubur, sesar,plaser, mineral-
  tempuh gelombang elastis, m/detik, kecepatan gelombang elastis, modulus dinamiktanda                pada variabel kedalaman, rekahan- rekahan batuantektonik yang umum, pasir, endapan kerikil, mineral-mineral beratmineral                 berat, batubara, uranium
  1. Metoda listrik (meliputi: polarisasi induksi (Induced Polarization), potensial diri (Self Potential), geolistrik (resistivity), mise-a-la-masse, dan electromagnetic). Lebih lengkap informasi tentang metoda listrik dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut :

Tabel 4.4. Penyelidikan dengan metoda listrik (Kuzvart dan Boehmer, 1986

dengan modifikasi).

  Metoda  Parameter, karakteristik sifat fisik  Anomali utama  LangsungAplikasi: Penyelidikan tidak langsung
  INDUCED  Daerah waktu,  Daya hantar  Daya  Asosiasi
POLARIZATIONkemampuanmineralisasi,hantarmineral, seng,
ground, logging menembus (meter/detik), kemampuan polarisasi (%), daerah frekuensi, efek frekuensi (%), faktor logam, ion- elektronik, kelebihan teganganmenyebar atau masifsulfida, oksidatimah, emas, perak
 listrik   
  SELF-POTENTIAL  Potensi alami  Daya hantar  Sulfida  Asosiasi
ground, logginglapangan, mV,bijih masif,pirit,mineral, timah,
  konduktivitas, kemampuan oksidagrafit, penyaringanpirhotit, kalkopirit, galena, petlanditkobal, emas, perak
  RESISTIVITY ground,  Tahanan jenis  Konduksi urat,  Sulfida  Tektonik detil,
marine, loggingterukur (ohmtubuh bijihmasif,logam dasar,
  meter), tahanan jenis, daya hantarlapisan sedimen, lapisan tahanan, batugamping, intrusi volkanik, zona gerusan, sesar, pelapukankuarsa, kalsit, lempung- lempung tertentu, batugaramposfat, uranium, potash, batubara

(Lanjutan Tabel 4.4)

  ELECTROMAGNETIC  Induksi  Konduksi  Konduksi  Asosiasi
ground, airborne,elektromagnetikmineralisasi,sulfida,mineral ikutan
marine, logginglapangan olehkonduktoroksida,dasar, zona
  kawat melingkar, elektromagnetik alami lapangan, transmisi standar VLF, gelombang elektromagnetik lapangan, daya hantar listrikpermukaan, zona gerusangrafit, magnetitgerusan, zona lapukan, kimberlit
  1. Metoda radioaktif

Metoda ini terutama diterapkan pada eksplorasi cebakan mineral radioaktif seperti uranium dan thorium (lihat Tabel 4.5).

Tabel 4.5. Penyelidikan dengan metoda radioaktif (Kuzvart dan Boehmer, 1986

dengan modifikasi).

  Metoda  Parameter, karakteristik sifat fisik  Anomali utama  LangsungAplikasi: Penyelidikan tidak langsung
  RADIOACTIVITY  Radiasi gamma (µ  Unsur  Mineral  Tindak  lanjut
ground,            airborne,Roentgen),radioaktif,radioaktif,dasar,
loggingradioaktifuranium,batubara,pemetaan
   torium, potassiumposfat, monasitstruktur geologi, diferensiasi granit
  • Metoda Geokimia

Pengertian geokimia secara tradisional adalah deskripsi kimia bumi yang ditekankan pada distribusi unsur isotopnya pada atmosfir, hidrosfer, kerak, mantel dan inti bumi (Fyfe, 1974), sedangkan secara modern diartikan sebagai integrasi pendekatan kimia dan geologi dalam memahami masalah bumi dan (matahari) sejak pembentukannya (Fyfe, 1974).

Pengertian geokimia eksplorasi/prospeksi geokimia diartikan sebagai penerapan praktis prinsip-prinsip geokimia teoritis pada eksplorasi mineral (Levinson, 1973 dalam Eego, 1997) dengan tujuan agar mendapatkan endapan mineral baru dari logam-logam yang dicari dengan metoda kimia. Metoda tersebut meliputi pengukuran sistematik satu atau lebih unsur kimia pada batuan, stream sediment, tanah, air, vegetasi dan udara. Metoda ini dilakukan agar mendapatkan beberapa dispersi unsur di atas (di bawah) normal yang disebut anomali, dengan harapan menunjukkan mineralisasi yang ekonomis.

Anomali geokimia merupakan suatu conto/kelompok conto yang mengandung satu atau lebih unsur dalam konsentrasi di atas/ di bawah normal dari populasi tersampling, dimana karakter geokimia dan ruangnya dapat menunjukkan adanya mineralisasi (Joyce, 1984).

Tujuan dilakukan metoda geokimia adalah:

  • Menemukan dan melokalisir tubuh mineralisasi
  • Menentukan ukuran (size) dan nilai (value) dari tubuh mineralisasi
  • Mengetahui adanya anomali unsur target, penyebaran kadar, indikasi mineralisasi, dan melacak batuan sumber.

Pemilihan metoda geokimia yang ada didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan :

  • Biaya
  • Tahap eksplorasi
  • Karakter terrain
  • Target jenis mineral, ukuran
  • Sejarah eksplorasi
  • Iklim
  • Geomorfologi

Goldsmichmidt (1920) mengklasifikasi unsur berdasarkan afinitas geokimianya (asosiasi geokimia), sebagai berikut :

  • Siderophile, afinitas besi, terkonsentrasi pada inti bumi.
  • Chalcophile, afinitas sulfur, terkonsentrasi pada sulfida.
  • Lithophile, afinitas silicates, terkonsentrasi pada kerak bumi.
  • Atmophile, sebagai gas dalam atmosfir (lihat tabel periodik unsur).

Penerapan klasifikasi ini sangat berguna untuk menjelaskan distribusi unsur jejak dan minor dalam batuan dan mineral. Walaupun tidak sempurna, akan tetapi klasifikasi ini baik untuk perkiraan awal, khususnya unsur-unsur lithopile.

Dimana, migrasi dan konsentrasi unsur dikontrol oleh :

  • Kondisi Eh-Ph
  • Reaksi hidrolistik
  • Fenomena kolloidal
  • Biological
  • Absorpsi dan reaksi-reaksi pertukaran ion
  • Diffusi
  • Solubilitas

Beberapa macam metoda geokimia yang dapat dilakukan adalah :

  1. LithogeochemistrySedimen sungai
  • Tanah / soil
    • Batuan
    • Hydrogeochemistry
    • Biochemistry/Geobotany

Paling umum dipakai

  • Atmogeochemistry/Gas Surveys
  1. Metoda sedimen sungai

Beberapa pertimbangan dan alasan pemilihan metoda sedimen sungai adalah:

  • Dipakai dalam eksplorasi tahap awal (regional geochemical reconnaissance) di areal yang luas
  • Menangkap dispersi geokimia sekunder di sepanjang aliran sungai

Keuntungan: mampu menjangkau daerah yang luas dalam waktu yang singkat, jumlah conto yang relatif sedikit, dan biaya yang relatif murah.

Sedangkan faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam melakukan survei sedimen sungai adalah :

  • Waktu, biaya dan luas area yang disurvei
  • Lokasi penyontoan/penyamplingan, densitas conto
  • Sensitifitas, akurasi dan presisi
  • Kemungkinan adanya kontaminasi

Beberapa metoda yang dilakukan dalam metoda sedimen sungai adalah:

  • Sedimen sungai aktif (stream sediment, SS), yaitu mengambil fraksi berukuran silt-clay dengan cara menyaring sedimen dengan saringan berukuran -80#. Tujuan dari metoda ini adalah menangkap butiran emas dan base metal berukuran halus (lihat Gambar 4.1).

Gambar 1. Pengambilan conto sedimen sungai aktif (foto diambil dari kegiatan pengambilan sampel Freeport, Irian Jaya).

  • Konsentrat dulang (pan concentrate, PC), yaitu mengambil fraksi mineral berat dalam sedimen sungai dengan cara mendulang dengan tujuan menangkap emas berbutir kasar dan mineral berat lainnya (Gambar 4.2).

Gambar 2. Geologist mengambil sampel dulang (pan concentrate) untuk mendapatkan mineral-mineral berat.

  • Bulk Leach Extractable Gold (BLEG), semua fraksi sedimen diambil tanpa terkecuali. Tujuannya untuk menangkap semua butiran emas dan mampu mendeteksi kadar emas yang sangat rendah (ambang deteksi 0,1 ppb).

Dalam prakteknya BLEG dilakukan pada tahap awal dengan densitas 1 conto per 5-10 km2, sedangkan SS dan PC dilakukan pada tahap berikutnya dengan densitas 1 conto per 1-3 km2. Contoh peta yang dihasilkan dengan menggunakan metoda geokimia dapat dilihat pada Tabel 3.

Gambar 3. Contoh peta geokimia sebaran unsur tembaga (Cu) dari data endapan sungai aktif di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa bagian Barat (Meiyanto, 2004).

  • Metoda percontoan tanah (soil sampling)
    • Tahapan eksplorasi lanjutan setelah stream sediment
    • Menangkap dispersi geokimia sekunder di sekitar (di atas) tubuh mineralisasi
    • Metoda: Grid atau spurs and ridges
    • Alat : hand auger

Situasi dimana survei soil dilakukan antara lain :

  • Survei pendahuluan dilakukan di daerah yang pola pengalirannya tidak berkembang
  • Survei lanjutan dilakukan di daerah anlomali yang dilokalisir oleh survei sedimen sungai
  • Survei lanjutan di daerah anomali yang dilokallisir oleh survei geofisika
  • Survei lanjutan di sekitar lokasi gossan
  • Mendeliniasi target bor uji di sekitar mineralisasi yang diketahui

Pola pengambilan sampel ridge and spur pada daerah punggungan bukit (Rose et al., 1979)

Kondisi yang harus diperhatikan pada waktu melakukan sampling dengan metoda percontoan tanah adalah :

  • Cukup material yang diambil untuk analisis
    • Conto diambil dari horison yang sama (umumnya B)
    • Jika horison soil tidak berkembang, conto diambil pada kedalaman yang sama
  • Conto harus diambil dari jenis soil yang sama (residual / transported)
    • Faktor yang menyebabkan adanya kontaminasi pada sampel harus diketahui.
  • Metoda percontoan batuan (rock sampling)
    • Dilakukan dalam tahap akhir eksplorasi permukaan
    • Lokasi pengambilan conto: singkapan, float, pits, trenches, drill holes
    • Menangkap dispersi geokimia primer
    • Dimaksudkan untuk keperluan analisis kimia mineral (unsur utama, unsur target, unsur pathfinder) dan fisika mineral (petrografi, X-Ray, dan inklusi fluida).

Beberapa cara pengambilan conto yang dapat dilakukan adalah dengan :

  • Grab / specimen
    • Chip
    • Channel / Panel
    • Drill cutting / Core
  • Hydrogeochemistry (water sampling)

Metoda ini merupakan metoda untuk menganalisis/menghitung komposisi kimia material yang terlarut dalam air. Jenis-jenis air (natural water) yang dapat dipakai sebagai media sampling yaitu air sungai, danau, air tanah, mata air, dan lain- lain.

Permasalahan yang dapat muncul dalam metoda ini :

  1. Konsentrasi yang sangat rendah (ppb)
    1. Analytical difficulties
    1. Serious risk of contamination
  2. Kimia air sangat sensitif terhadap kondisi cuaca dan lingkungannya
  3. Merupakan indikator yang paling baik untuk serangkaian endapan U, V, Rn (Radon), He, Mo, Zn, Bi, F dan SO42-
  4. Indikator Cu dan Pb umumnya sulit untuk diinterpretasi.
  • Biogeochemistry surveys

Metoda ini memanfaatkan komposisi kimia tumbuhan yang dipakai sebagai media conto. Akar tumbuhan potensial sebagai media sampling karena sifatnya yang menyerap larutan dalam air tanah. Larutan ini mungkin membawa garam-garam inorganik yang dapat diendapkan di berbagai tumbuhan, seperti daun, kulit kayu, buah dan bunga. Pada bagian tertentu dari beberapa jenis tumbuhan telah terbukti menunjukkan kadar konsentrasi unsur-unsur tertentu yang lebih tinggi jika tumbuh pada soil yang berkembang di atas cebakan mineral daripada di soil biasa.

Istilah geobotany melibatkan identifikasi visual jenis spesies tumbuhan yang hidup di daerah tertentu. Pengamatan terhadap jenis tumbuhan penutup mungkin dapat mengindikasikan mineralisasi di bawahnya.

Contoh :

  • Becium homblei dipakai di Afrika bagian selatan untuk mengindikasikan anomali Cu dalam soil.
  • Di daerah tropis bagian atas porfiri sistem yang kaya sulfida biasanya tidak ditumbuhi tumbuhan atau hanya semak rumput, misalnya Grasberg di Irian Jaya. Fenomena ini dapat terlihat dalam foto udara dan Landsat.
  • Gas surveys

Survei gas ini didasarkan dari banyakya cebakan mineral yang mengandung volatile. Karena mobilitasnya tinggi, material volatile ini dapat mencapai permukaan dan dilepaskan ke atmosfer.

Contoh :

  • Mercury di atas cebakan logam dasar (base metals) dan emas epitermal
    • Radon sebagai hasil peluruhan U238 dalam cebakan uranium
    • Helium dari cebakan U dan Th
    • SO2 terdeteksi sebagai hasil oksidasi sulfida
    • Berbagai hidrokarbon volatile dalam survei minyak dan gas bumi Teknik  penyontoan  bervariasi  dari  mulai  dengan  pesawat  terbang  atau

helikopter, detektor yang dipasang dalam tanah atau dalam air, sampai anjing yang dilatih untuk mendeteksi sulfida dari kehadiran H2S.

  • Metoda Eksplorasi Langsung

Metoda eksplorasi ini dilakukan langsung pada endapannya, baik dipermukaan (pemetaan geologi), maupun bawah permukaan (test pitting, trenching & pemboran inti) :

  • Pemetaan geologi endapan

Pemetaan geologi endapan dilakukan untuk mendapatkan data geologi endapan yang representatif mencakup aspek litologi, stratigrafi, struktur geologi, pola alterasi dan mineralisasi, pola serta arah urat dan lain sebagainya. Pemetaan geologi endapan umumnya dilakukan pada skala rinci (1 : 5000 – 1 : 200) untuk mendapat gambaran detail kondisi geologi endapan.

  • Paritan uji (trenching)

Tujuannya: Untuk mengetahui penyebaran vertical dan horizontal tubuh bijih.

  • Dibuat pada lokasi yang menunjukkan adanya gejala mineralisasi dan dibuat tegak lurus terhadap jurus tubuh bijih atau formasi.
    • Pada singkapan atau overburden yang tipis.
    • Kedalaman yang efektif/ekonomis + 2 . 2,5 m
    • Dibuat mulai dari bagian yang rendah, sehingga terjadi pengeringan
    • langsung.
  • Sumur uji (test pitting)Untuk mengetahui perkembangan secara vertikal suatu tubuh bijih serta ketebalannya.Dibuat sumur uji untuk endapan yang terlalu dalam bila dibuat parit uji.Penyanggaan sesedikit mungkin / tidak mudah longsorKedalaman sumur uji dapat mencapai 30 meter, hal ini tergantung pada kestabilan dinding, tubuh bijih, dan kemampuan pekerja/peralatan.
  • Pemboran inti
    • Teknik ini dilakukan pada tubuh bijih.
  • Tujuannya : untuk mengetahui kondisi bawah permukaan dan penyebaran dari tubuh bijih
    • Dengan mengkorelasikan kolom-kolom litologi dari titik-titik bor akan didapatkan gambaran penampang bawah permukaan daerah mineralisasi.
    • Untuk mendapatkan sampel endapan yang representatif untuk di analisis di laboratorium.
Bang Ferry

Author: Bang Ferry

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *