
Rekomendasi 10 Oleh-oleh Khas Bumi Sumatera
Usai merayakan Hari Raya Lebaran dan menikmati kehangatan kampung halaman, para perantau dari Pulau Sumatera bersiap kembali ke rutinitas di tanah rantau. Momen arus balik ini menjadi tak lengkap tanpa membawa serta berbagai oleh-oleh khas daerah asal sebagai pengobat rindu atau buah tangan untuk keluarga dan kolega. Pulau Sumatera, dengan kekayaan budaya dan alamnya, juga terkenal dengan beragam kuliner lezat yang sering menjadi incaran para perantau.
Berikut adalah 10 pilihan oleh-oleh khas dari berbagai daerah di Sumatera yang paling sering dicari saat arus balik Lebaran:
-
Bolu Meranti (Medan): Bolu gulung legendaris dari Medan ini terkenal dengan teksturnya yang sangat lembut dan rasa manis yang pas. Tersedia dalam berbagai varian rasa seperti cokelat, keju, dan kacang. Bolu Meranti dapat bertahan hingga tiga hari di suhu ruang dan mudah ditemukan di toko utamanya di Jl. Kruing Simpang Razak No. 7C, Medan, serta di Bandara Internasional Kualanamu (dahulu Polonia) meskipun dengan sedikit perbedaan harga.
-
Bika Ambon (Medan): Kue ikonik berwarna kuning dengan tekstur lembut namun sedikit kenyal serta rongga-rongga khas ini selalu menjadi incaran. Rasanya manis dan sangat cocok dinikmati dengan teh atau kopi. Bika Ambon tanpa pengawet dapat bertahan 3-4 hari dan harganya bervariasi tergantung ukuran dan rasa.
-
Pempek (Palembang): Makanan khas Palembang yang terbuat dari ikan giling dan tepung sagu ini hadir dalam berbagai variasi seperti Pempek Kapal Selam (berisi telur), lenjer, adaan, dan lainnya. Disajikan dengan kuah cuka yang pedas, asam, dan manis, pempek menjadi oleh-oleh favorit yang cukup terjangkau. Pempek Kapal Selam berukuran besar bisa mencapai 10 cm dengan berat hingga 250 gram.
-
Galamai (Payakumbuh): Oleh-oleh khas dari Payakumbuh, Sumatera Barat ini sekilas mirip dodol dengan warna hitam, tekstur kenyal, dan rasa manis legit. Terbuat dari tepung ketan, santan, dan gula aren atau gula pasir yang dimasak dalam waktu lama. Dahulu sering disajikan di acara adat, kini mudah ditemukan di pusat oleh-oleh.
-
Kerupuk Kemplang (Sumatera Selatan): Kerupuk gurih dan renyah khas Sumatera Selatan ini unik karena proses pembuatannya yang dipanggang di atas arang panas, bukan digoreng. Terbuat dari campuran ikan giling, tepung, dan bumbu penyedap, kerupuk kemplang menjadi pilihan oleh-oleh yang lebih sehat.
-
Tempoyak (Jambi, Palembang, Lampung): Olahan fermentasi daging buah durian ini memiliki rasa asam dan tajam yang khas. Tempoyak merupakan bagian penting dari kuliner Melayu dan bisa dinikmati langsung, dijadikan sambal, atau bumbu masakan seperti pada hidangan pindang ikan patin tempoyak yang populer.
-
Rendang Talua (Sumatera Barat): Variasi rendang unik dari Sumatera Barat yang terbuat dari campuran telur dan tepung tapioka. Biasanya diolah menjadi keripik renyah yang mudah ditemukan di sepanjang jalan lintas Sumatera atau toko oleh-oleh. Keripik telur ini kemudian dibalut dengan bumbu rendang yang kaya rasa.
-
Keripik Sanjai (Bukittinggi): Camilan khas dari Bukittinggi yang awalnya merupakan jajanan rumahan. Terbuat dari singkong yang diolah menjadi keripik tanpa bumbu, kini Keripik Sanjai telah berkembang menjadi oleh-oleh populer dengan berbagai varian rasa, terutama keripik balado yang pedas manis.
-
Pancake Durian (Medan): Oleh-oleh khas Medan lainnya yang tak kalah menarik adalah pancake durian. Kulit pancake yang lembut dengan warna cerah menyelimuti daging durian Medan yang legit, lembut, dan beraroma kuat. Ucok Durian adalah salah satu produsen pancake durian terkenal di Medan.
-
Kue Sapik (Sumatera Barat): Camilan tradisional khas Sumatera Barat yang sering dibawa sebagai oleh-oleh setelah Lebaran. Kue ini memiliki rasa manis dan tekstur renyah. Proses pembuatannya dengan cara dijepit atau “disapik” menghasilkan bentuk pipih yang berbeda dengan kue semprong.