Jembatan Gantung Terpanjang Dunia di Bogor yang Kini Disegel

8 Mar 2025 1 min read No comments Berita
Featured image

 Jembatan gantung sepanjang 530 meter yang diklaim sebagai yang terpanjang di dunia, bagian dari proyek ekowisata Eiger Adventure Land (EAL), kini harus menerima kenyataan pahit setelah resmi disegel oleh pemerintah.

Proyek megah yang berlokasi di kawasan Megamendung, Kabupaten Bogor, ini awalnya digadang-gadang sebagai destinasi wisata alam unggulan yang ramah lingkungan. Namun, keberadaannya justru memicu polemik serius terkait dampak lingkungan.

Ambisi ekowisata berstandar internasional

Eiger Adventure Land dibangun dengan investasi fantastis, mencapai Rp 800 miliar, dan berada di lahan seluas 325 hektar di kaki Gunung Gede Pangrango.

Dengan klaim sebagai ekowisata berstandar internasional, tempat ini menawarkan berbagai fasilitas, termasuk jembatan gantung spektakuler yang diklaim mengalahkan jembatan di Arouca, Portugal, yang memiliki panjang 516 meter.

Selain itu, EAL juga menghadirkan berbagai wahana seperti kereta gantung, forest adventure, dan perkampungan tradisional yang bertujuan menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.

Pembangunan EAL sebelumnya didukung oleh berbagai pihak, termasuk Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), serta pemerintah daerah.

Pengelola proyek mengklaim telah memenuhi izin yang ketat dari KLHK, dengan hanya 1,75 persen dari total lahan yang dijadikan area terbangun.

Selain itu, mereka juga melakukan upaya konservasi seperti penanaman pohon endemik dan menjaga keseimbangan ekosistem.

Dampak lingkungan dan kontroversi

Namun di balik klaim sebagai wisata ramah lingkungan, pembangunan EAL justru memicu kekhawatiran.

Alih fungsi lahan yang terjadi di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) dituding menjadi penyebab terjadinya kerusakan lingkungan, termasuk longsor dan banjir di kawasan Puncak.

Sejumlah pihak menilai pembangunan ini tidak sejalan dengan prinsip ekowisata yang seharusnya menjaga keseimbangan alam.

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang hampir meresmikan EAL sebelum menjabat, tak kuasa menahan air mata saat melihat langsung dampak lingkungan yang terjadi.

Dalam kunjungannya ke Desa Sukagalih, Kecamatan Cisarua, ia terkejut menyaksikan tanah yang terbelah dan kondisi lingkungan yang drastis berubah akibat pembangunan.

“Lah, itu sudah ada bangunan ya (jembatan gantung), itu paling melanggar, lihat itu terbelah sampai longsor,” ucap Dedi dengan nada geram.

Ia menyesalkan pembangunan wisata yang justru merugikan masyarakat sekitar dengan risiko bencana alam.

Penyegelan dan permintaan pembongkaran

Menyusul kekhawatiran dan protes dari berbagai pihak, pemerintah akhirnya mengambil langkah tegas dengan menyegel kawasan wisata Eiger Adventure Land.

Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol, menyatakan bahwa proyek yang terbukti melanggar aturan lingkungan harus dihentikan.

Pengelola EAL pun diminta untuk membongkar sendiri fasilitas yang telah dibangun karena dinilai tidak sesuai dengan regulasi lingkungan.

Dengan penyegelan yang sudah dilakukan tersebut, masa depan EAL kini berada di ujung tanduk.

sumber: kompas.com

Author: Gracia Adelia

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *