Kutai Kartanegara (Kukar) di Kalimantan Timur bukan hanya sebuah kabupaten, tetapi juga pewaris dari salah satu kerajaan tertua di Indonesia. Kekayaan sejarah ini terpatri kuat dalam warisan kulinernya yang unik, sebuah perpaduan harmonis antara tradisi Suku Kutai dan Dayak dengan pengaruh para pendatang.
Melampaui sekadar hidangan lezat, setiap makanan khas Kutai Kartanegara menyimpan cerita dan tradisinya sendiri. Jika Anda berkunjung ke Tenggarong atau wilayah Kukar lainnya, jangan lewatkan kesempatan untuk melakukan perjalanan rasa melalui empat hidangan ikonik berikut ini.
1. Nasi Bakepor: Nasi Liwet Berkerak ala Kesultanan Kutai
Inilah hidangan utama yang menjadi jantung dari kuliner Kutai Kartanegara. Nasi Bakepor bukanlah nasi liwet biasa; ini adalah hidangan warisan zaman Kerajaan Kutai yang kaya akan aroma dan memiliki proses memasak yang khas.
- Keunikan & Cita Rasa: Nasi Bakepor dimasak dalam sebuah kuali atau periuk khusus yang disebut
kenceng
. Beras dicampur dengan aneka bumbu rempah seperti serai, daun salam, bawang, serta minyak sayur dan potongan ikan asin (biasanya gabus atau sepat). Proses memasak yang unik ini menghasilkan nasi yang pulen dan gurih dengan bagian dasar yang sedikit gosong dan renyah, yang disebutkerak
. Kerak inilah yang sering menjadi rebutan karena rasanya yang paling nikmat. - Konteks Saji & Cara Menikmati: Nasi Bakepor biasanya disajikan hangat langsung dari kualinya. Hidangan ini sangat cocok disantap bersama lauk pendamping utamanya, yaitu Gence Ruan.
2. Gence Ruan: Sensasi Pedas Sambal Kasar di Atas Ikan Gabus Bakar
Jika Nasi Bakepor adalah rajanya, maka Gence Ruan adalah ratunya. Keduanya adalah pasangan yang tak terpisahkan dalam pesta kuliner Kutai. “Ruan” adalah sebutan lokal untuk Ikan Gabus, ikan air tawar yang dagingnya padat dan gurih.
- Keunikan & Cita Rasa: Daya tarik utama Gence Ruan terletak pada sambal
gence
-nya. Berbeda dari sambal biasa, bumbu yang terdiri dari bawang merah, cabai, gula, dan rempah lainnya ini ditumis dan diulek kasar, menghasilkan tekstur yang masih terasa. Keunikannya, sambal ini disiramkan ke atas ikan gabus saat proses pembakaran. Hal ini membuat bumbu meresap sempurna, sedikit terkaramelisasi, dan memberikan aroma smoky yang khas. Rasanya adalah perpaduan sempurna antara pedas yang menggigit, manis, dan gurih. - Konteks Saji & Cara Menikmati: Gence Ruan adalah lauk utama yang disantap bersama Nasi Bakepor hangat. Kombinasi nasi yang gurih dengan ikan bakar pedas-manis ini adalah pengalaman kuliner Kutai Kartanegara yang paling otentik.
3. Pulut Nasi: Sarapan Gurih dalam Bungkusan Daun Pisang
Untuk memulai hari seperti warga lokal, cicipilah Pulut Nasi. Hidangan ini adalah pilihan sarapan atau pengganjal perut yang populer karena porsinya yang pas namun mengenyangkan.
- Keunikan & Cita Rasa: “Pulut” berarti ketan. Hidangan ini terbuat dari beras ketan yang dikukus hingga lembut dan gurih. Di dalamnya diisi dengan lauk seperti sambal goreng kelapa atau tumisan sayur pedas. Kemudian, pulut nasi dibungkus dengan daun pisang membentuk kerucut dan disajikan dengan siraman sambal kacang yang kental. Setiap gigitan memberikan sensasi rasa yang nano-nano: gurih dari ketan, pedas dari isian, serta manis-gurih dari saus kacangnya.
- Konteks Saji & Cara Menikmati: Sangat cocok dinikmati sebagai menu sarapan pagi bersama secangkir kopi atau teh hangat. Bentuknya yang mungil dan praktis membuatnya mudah disantap di mana saja.
4. Sate Payau: Sate Rusa, Kelezatan Langka Saat Momen Istimewa
Inilah kuliner khas Kutai Kartanegara yang paling eksotis dan langka. Sate Payau adalah hidangan istimewa yang tidak akan Anda temukan di warung makan setiap hari. “Payau” adalah sebutan lokal untuk Rusa.
- Keunikan & Cita Rasa: Daging rusa memiliki tekstur yang sangat lembut, rendah lemak, dan tidak berbau seperti daging kambing. Sebelum dibakar, daging dimarinasi dengan bumbu manis-gurih yang meresap hingga ke dalam. Hasilnya adalah sate dengan rasa yang sedikit manis, gurih, dan tekstur yang lumer di mulut.
- Konteks Saji & Cara Menemukan: Sate Payau adalah hidangan prestisius yang sangat jarang dijual secara komersial karena rusa adalah hewan yang dilindungi. Anda kemungkinan besar hanya bisa menemukan hidangan ini saat perhelatan acara adat atau festival budaya besar, seperti Erau International Folk Arts Festival (EIFAF) yang diadakan setiap tahun di Tenggarong. Jika Anda beruntung menemukannya, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi kelezatan langka ini.
Leave a Reply