TIM ahli merekomendasikan 12 tempat baru sebagai Cagar Budaya Nasional dalam sidangnya di Bandung, Jumat, 26 September 2025. Hasil rekomendasi itu akan diserahkan ke Kementerian Kebudayaan. “Nanti Menteri yang akan mengeluarkan SK (surat keputusan)-nya,” kata Ketua Tim Ahli Cagar Budaya Nasional Surya Helmi, kepada Tempo, Jumat 26 September 2025.
Di Bandung ada tiga tempat yang direkomendasikan sebagai bangunan cagar budaya peringkat nasional, yaitu Aula Barat dan Aula Timur di kampus Institut Teknologi Bandung (ITB), kemudian Gedung Indonesia Menggugat, dan rumah Inggit Garnasih.
Lalu ada Batu Narit Pa’manit di Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara, makam Pangeran Diponegoro, stasiun kereta api Tanjung Priok dan Jakarta Kota (Beos). Lokasi lain, yaitu Batu Gambar Cadas Nomor 101 dan 102 di Kabupaten Jayapura, Candi Induk Sipamutung, serta tiga Candi Bahal di Kabupaten Padang Lawas Utara, Sumatera Utara.
Menurut Helmi, rekomendasi tim melalui proses penilaian yang panjang sesuai kriteria. Ada bangunan yang telah diusulkan selama bertahun-tahun namun kekurangan data sehingga harus dilengkapi, misalnya terkait dengan riwayat atau sejarah suatu tempat, sosok, ketokohan, yang terkait dengan perjuangan atau kemerdekaan Indonesia dan jasanya untuk bangsa. “Konsekuensinya bagi daerah adalah suatu kebanggaan, pemanfaatannya juga bisa untuk wisata sejarah,” ujarnya.
Sementara itu pakar bidang konservasi arsitektur ITB, Widjaja Martokusumo, mengatakan gedung Aula Barat dan Aula Timur sebelumnya telah ditetapkan sebagai cagar budaya tingkat lokal oleh pemerintah daerah. Sepasang aula yang saling berhadapan di bagian depan kampus itu sampai sekarang masih digunakan untuk kegiatan internal maupun dari luar ITB. “Namun tetap harus diperhatikan kesesuaian dan kewajarannya,” kata dia kepada Tempo, Jumat.
Menurut Widjaja, persoalan dalam pemanfaatan bangunan cagar budaya adalah harus memperhatikan isu keselamatan dan keamanan. “Aturan tersebut masih terbatas pada bangunan baru, sehingga menjadi tantangan tersendiri,” ujar dosen di kelompok keahlian perancangan arsitektur ITB itu. Ada pun bangunan Aula Barat dan Aula Timur yang juga terbuat dari kayu dinilainya sangat rentan sehingga ITB wajib menjaga dengan baik melalui penanganan yang berkualitas.
Dari laman ITB, kedua aula tersebut merupakan fasilitas utama perkuliahan yang paling awal dibangun. Rancangan arsitektur bangunan tersebut dibuat oleh Maclaine Pont di Utrecht, Belanda, pada 1918 dan proses pembangunannya berlangsung selama satu tahun. Rancangannya memadukan konsep arsitektur modern yang berkembang di negara barat dengan budaya lokal.
sumber: tempo.co
Leave a Reply