Kampung Lingga
Kampung Lingga atau desa Lingga merupakan obyek wisata budaya yang ada di tanah Karo. Desa ini berada di ketinggian sekitar 1.200 m dari permukaan laut yang letaknya lebih kurang 15 km dari Brastagi. Untuk mencapai lokasi ini dapat dicapai hanya dalam waktu dua jam perjalanan dengan kenderaan bermotor dari kota Medan.
Kampung Lingga merupakan sebuah perkampungan Batak Karo yang memiliki keunikan karena kamping ini masih memiliki rumah-rumah adat kuno yang masih bertahan bangunannya. Rumah ada di kampung ini ada yang diperkirakan berumur 250 tahun dengan kondisi masih berdiri dengan kokoh.
Selain bangunan rumah adat di Kampung Lingga juga terdapat bangunan tradisional lain seperti: jambur, geriten, lesung, sapo page dan museum karo. Geriten, digunakan sebagai tempat penyimpanan kerangka mayat keluarga tertentu yang dianggap istimewa.
Rumah adat tradisional suku Karo ini mempunyai ciri serta bentuk yang sangat khusus, didalamnya terdapat ruangan yang besar dan tidak mempunyai kamar-kamar. Satu rumah dihuni 8 atau 10 keluarga yang memiliki kekerabatan dekat. Rumah adat berupa rumah panggung, tingginya kira-kira 2 meter dari tanah yang ditopang oleh tiang, umumnya berjumlah 16 buah dari kayu ukuran besar.
Pada awalnya, berdasarkan catatan sejarah, Lingga yang dikenal sebagai perkampungan Batak Karo memiliki 28 rumah adat yang bernama Siwaluh Jabu. “Waluh” artinya delapan sedangkan “Jabu” artinya rumah atau ruang utama.
Rumah tradisional di Desa Lingga ini memiliki makna filosofis dalam budaya Karo. Contohnya saja Rumah Si Waluh Jabu, yang memiliki dua pintu berukuran kecil. Setiap tamu yang masuk wajib menunduk sebagai tanda penghormatan untuk pemilik rumah.
Rumah adat Karo memiliki hiasan berupa tanduk atau kepala kerbau di bagian atap, hiasan ini dianggap berguna untuk menolak bala. Hiasan tanduk ini biasanya diletakkan di atas ayo-ayo, anyaman bambu berbentuk segitiga.
Setelah melihat rumah adat, wisatawan yang datang kesini bisa mengunjungi Museum Lingga yang didirikan sejak tahun 1977 oleh Pangkowilham Kodam II bukit Barisan saat itu, G.H Mantik. Museum yang resmi dibuka untuk umum pada 6 Juni 1989 itu berisi 206 koleksi seperti kain, topeng, peralatan dapur, peralatan musik, berburu, pertanian, mata uang dan benda-benda sejarah lainnya.
Di dekat Desa Lingga terdapat Uruk, atau makam raja-raja yang pernah berkuasa di wilayah ini lebih dari seabad lalu. Perjalanan menempuh jarak sekitar 1,5 kilometer dan letak makam berada di puncak bukit. Sebuah tugu dilapisi keramik warna putih menjadi penanda lokasi Uruk. Salah satunya adalah Raja Desa Lingga bernama Kelelong Sinulingga yang berkuasa antara 1934-1947.
Selain melihat peninggalan budaya suku Batak Karo, Anda bisa menikmati pemandangan indah di sekitar kampung yang memiliki latar belakang Gunung Sinabung. Dari atas bukit, para pelancong akan menikmati panorama alam yang begitu indah.
Di desa ini Anda juga bisa mencoba pengalaman unik naik gereta lembu. Penduduk sekitar Desa Lingga sering menggunakan Gereta Lembu alias pedati yang digerakkan sapi, untuk berangkat ke ladang mereka
Buat wisatawan yang berkunjung ke tanah Karo, jangan sampai lupa untuk menyinggahi Kampung Lingga ini.
Related
Sorry, no records were found. Please adjust your search criteria and try again.
Sorry, unable to load the Maps API.